Full width home advertisement

Post Page Advertisement [Top]

91 Orang Terjangkit Covid-19 di Ohio (US)
Terkoneksi dengan Ibadah Gereja

Oleh: Jessica Mouser (6 Agustus 2020)


penyebaran covid-19 di ibadah gereja
"Studi Kasus Penyebaran Covid-19 di Ibadah Gereja"


"Refleksi Kristen: Membuka kembali ibadah gereja di tengah Pandemi Covid19"


Disadur dari: 
https://churchleaders.com/news/380167-tuscarawas-county-church-outbreak.html


Pada konferensi pers hari Selasa, tanggal 4 Agustus 2020, Gubernur Ohio, Mike DeWine membagikan gambar infografis yang menunjukkan bagaimana seorang pria berusia 56 tahun yang menghadiri kebaktian di sebuah gereja di daerah Tuscarawas menyebarkan COVID-19 ke 91 orang. 


Satu aspek yang mengejutkan dari bagan itu adalah betapa sedikit dari orang yang tertular virus itu berada dalam kelompok usia yang kita pahami sebagai kelompok usia berisiko tinggi.


“Itu menyebar seperti kobaran api yang liar. Sangat, sangat menakutkan, ”kata DeWine. Dia menekankan, "Kami sangat berhati-hati selama pandemi ini untuk mengecualikan ibadah keagamaan dari peraturan apa pun. Satu-satunya pengecualian adalah kami sekarang meminta orang-orang yang menghadiri gereja untuk memakai masker. 

Namun adalah sangat penting bahwa untuk mengendalikan penyebaran virus, ketika kapan pun — kapan pun — orang-orang berkumpul, termasuk untuk ibadah, setiap orang harus memakai masker, melakukan jaga jarak, sering mencuci tangan, dan juga saat berada di dalam ruangan tertutup, pastikan ada ventilasi yang baik dan aliran udara."

Gubernur kemudian mengatakan dia akan mengirim surat ke semua komunitas keagamaan di Ohio, untuk memberikan informasi kesehatan terbaru dan berbagi langkah-langkah yang dapat digunakan oleh para pemimpin agama untuk melindungi semua jemaatnya. 


“Kami tahu bahwa para pemimpin rohani kita tidak menginginkan apa pun selain melindungi mereka yang datang untuk beribadah,” kata DeWine. “Kami ingin memberi semua komunitas keagamaan, semua informasi yang kami dapat dari dokter dan ahli kesehatan untuk mempersenjatai mereka dengan peralatan untuk melakukan ibadah dengan aman. 

Iman keagamaan kita adalah inti dari kebesaran provinsi kita dan negara kita. Kami berterima kasih kepada para pemimpin agama kami atas semua yang mereka lakukan untuk melayani Tuhan dan umat Tuhan."


Gereja di daerah Tuscarawas menjadi Cluster Wabah COVID-19


Grafik di bawah ini, dibuat oleh Departemen Kesehatan Daerah Tuscarawas (TCHD) bekerja sama dengan Departemen Kesehatan Ohio, menunjukkan usia dan jenis kelamin setiap orang yang terinfeksi virus melalui orang yang menjadi kasus awal. Bagan ini juga menunjukkan hubungan antara "kasus primer" (kelompok pertama dari pria yang menyebarkannya) dan kasus tingkat sekunder dan ketiga.

 

ibadah gereja menyebar covid19


Sangat sedikit orang yang tertular COVID-19 dalam wabah ini berada dalam kelompok usia berisiko tinggi.   Mayoritas dari mereka berusia dua puluhan, tiga puluhan, atau empat puluhan, dan beberapa adalah remaja atau anak-anak, yang paling muda berusia satu tahun.  

Seorang pria berusia 64 tahun, seorang pria berusia 66 tahun, dan seorang wanita berusia 67 tahun adalah orang tertua yang terinfeksi dan merupakan 3 orang dari 91 orang tersebut.

Sementara CDC menyatakan bahwa orang tua berada pada risiko yang lebih besar dari peningkatan keparahan gejala mereka, beberapa orang telah mengambil "risiko yang tinggi" hanya karena merasa bahwa karena mereka lebih muda, mereka berpikir cenderung tidak akan tertular virus sama sekali. 

Padahal ada laporan bahwa COVID-19 dapat menyebabkan gejala parah di kalangan orang muda. 


Pria yang pertama terinfeksi (“carrier) menghadiri kebaktian gereja pada 14 Juni, dan pada tanggal 4 Juli, virus telah menyebar ke 91 orang di lima kabupaten.  53 dari 91 orang tersebut menghadiri ibadah gereja tersebut. 



Komisaris Kesehatan Daerah Tuscarawas,  Katie Seward, tidak mau menyebutkan nama gereja tersebut, meskipun dia memastikan bahwa nama itu berada di daerah Tuscarawas. Seward juga mengklarifikasi bahwa itu bukanlah Gereja Dennison Foursquare, di mana diketahui bahwa seseorang yang tidak bergejala (OTG) menghadiri setidaknya dua kebaktian. 

Departemen Kesehatan Daerah Tuscarawas memberikan lebih banyak informasi tentang wabah tersebut sebagai tanggapan atas pertanyaan di Facebook. Menurut TCHD, anggota gereja tersebut tidaklah berbagi cawan anggur perjamuan dan sudah mempraktekkan jaga jarak.  

Bagaimanapun, departemen kesehatan tersebut mengatakan, "Kami percaya bahwa fakta bahwa kebaktian gereja berlangsung 1,5 - 2 jam dan itu adalah ruangan tertutup yang memiliki ventilasi yang buruk berkontribusi pada penyebaran."  TCHD juga mengatakan bahwa sebagian orang memakai masker dan sebagian lagi tidak mengenakan masker. 


Beberapa komentar mengkritik tabel tersebut, mempertanyakan bagaimana departemen kesehatan dapat mengetahui dengan pasti bahwa wabah berasal dari gereja. Beberapa orang juga ingin tahu mengapa tidak ada studi kasus wabah yang berasal dari Walmart atau dari aksi protes (demo). 

TCHD menjawab bahwa jelas wabah berasal dari gereja karena dilakukan pelacakan kontak dan mencatat bahwa departemen selalu bertanya kepada orang-orang terjangkit kegiatan apa yang telah mereka lakukan (termasuk apakah mereka berpartisipasi atau tidak dalam kerusuhan atau demo).  

TCHD berkata, “Kami akan dengan senang hati memberikan contoh dari kerusuhan atau demo jika kami memilikinya. Tetapi saat ini, tempat kerja, pertemuan sosial, dan gereja telah menjadi kluster penyebaran di daerah Tuscarawas.”


Baca juga: Dampak-Gereja Sangat Ingin Membuka Kembali




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]