Full width home advertisement

Post Page Advertisement [Top]

Saat Teduh (Part 3) – Waktu yang Tepat

(Refleksi tentang Kapan & Berapa Lama Saat Teduh)

waktu yang tepat untuk saat teduh

“Memahami secara Praktis tentang Saat Teduh”

 


 

Baca sebelumnya:

PART 1 - Saat Teduh – Apa & Mengapa

Saat Teduh (Part 2) – Bagaimana Caranya

 

 

D. Waktu Bersaat Teduh yang Tepat


Jadi, kapan waktu yang tepat untuk bersaat teduh?

 

  • Apakah mutlak harus dilaksanakan pada pagi hari?
  • Mengapa tidak boleh pada siang hari dan malam hari?

 


Pertanyaan ini seringkali diajukan oleh orang-orang yang sangat bermasalah dengan pagi hari.

 

Ada sebagian orang yang memang merasa sangat fit di pagi hati, namun ada juga sebagian orang yang justru merasa seperti dalam peperangan di pagi hari seperti merasa sakit kepala, sakit punggung, terlalu lelah, atau lainnya.  

 

Ada juga yang memang malas bangun pagi.



Sebenarnya, saya pribadi berpendapat bahwa memang waktu bersaat teduh yang paling baik memanglah di pagi hari. Namun, tidak mutlak dilakukan di pagi hari. 


Kita memang tidak dapat memaksakan orang-orang yang merasakan sakit kepala yang parah di pagi hari untuk bersaat teduh.

 

(Tetapi kita mungkin harus memaksa orang-orang yang alasannya adalah malas bangun pagi).

 

 

 

Namun keunggulan dari waktu pagi hari adalah kita memiliki waktu sepanjang hari untuk melaksanakan firman Tuhan yang kita renungkan pada barusan pagi tadi.

 

Bila kita melaksanakannya pada pagi hari, kita akan memiliki kesadaran bahwa Allah menyertai kita sepanjang hari ini.

 

Teguran atau dorongan semangat yang kita alami pada saat teduh pagi tadi akan menguasai kita sepanjang hari itu.

Yang terpenting adalah kita selalu menyediakan waktu khusus dan fokus untuk menyendiri bersama Tuhan.  Baik itu pagi hari, atau siang hari, atau bahkan malam hari sebelum tidur.

 

 

Selain itu, bagi saya "saat teduh" bisa kita ciptakan kapanpun kita mau.

 

Jadi dalam sehari, bukan cuma 1x saat teduh, tetapi lebih dari itu. Di luar saat teduh yang 1x itu, kapanpun ketika kita sedang sedih, sedang bingung, dan ingin menanyakan sesuatu kepada Tuhan, kita juga perlu untuk bersaat teduh.

 

Bila memungkinkan, kita dapat pergi ke suatu tempat untuk menenangkan diri (misal: bisa kamar, lapangan luas, atau atap rumah?) dan mencurahkan seluruh isi hati kita kepada Tuhan, baik perasaan bahagia maupun sedih – kapanpun itu. Ini juga bersaat teduh.

 

Kita menjalin hubungan yang akrab dengan Tuhan – inilah arti dari bersaat teduh.

 

Atau kita hanya perlu bicara dalam hati kepada Tuhan. Ia selalu bisa mendengar kita. Itu pasti. Dan kita bisa melakukan hal ini kapanpun dan dimanapun kita berada.

 

Bila kita sedang gembira dan mau bersyukur, kapanpun itu (ketika sedang bekerja, sedang kuliah atau sekolah, sedang santai-santai) kita selalu dapat berkata kepada Tuhan dalam hati, “Tuhan, aku bersyukur kepadamu atas hal ini. Terima kasih.”

 

Bila kita sedang merasa sedih, kita selalu dapat berkata kepada Tuhan dalam hati kita – kapanpun itu, “Tuhan, aku sangat sedih. Tolonglah aku untuk mengerti.”

 

Jangan Miliki Saklar On/Off Kehidupan Rohani

 

Kebanyakan dari kita telah membuat kehidupan kerohanian kita hanya seperti lampu yang dapat di on dan di off. Yah benar, kehidupan kerohanian kita sepertinya memiliki saklar yang dapat di on dan di off – seperti layaknya sebuah lampu saja.

 

Saat kita sedang bersaat teduh di pagi hari, ya kita pencet saklar kehidupan kerohanian kita dan itu artinya kehidupan kerohanian kita dalam keadaan aktif atau on.

 

Tetapi setelah itu, setelah bersaat teduh kita pencet lagi saklar kehidupan kerohanian kita dan hasilnya sepanjang hari kehidupan kerohanian kita dalam keadaan off.

 

Dengan cara seperti ini, kita telah membatasi Tuhan. Kita telah membatasi adanya kehadiran Tuhan dalam hidup kita dengan waktu yang kita sisihkan untuk bersaat teduh. Hanya saat kita sedang bersaat teduh saja.

 

Sadarlah bahwa Tuhan itu Maha Hadir. Dia selalu ada untuk kita. Dan Dia sangat rindu untuk menjalin hubungan yang akrab dengan Dia sepanjang hari.


Dalam langkah kehidupan anda setiap harinya, Tuhan dapat memakai apapun untuk berbicara kepada anda.  Tuhan dapat berbicara melalui buku yang sedang anda baca, melalui film yang sedang anda tonton, melalui alam dan lingkungan di sekitar anda, dan yang pasti melalui perenungan firman Tuhan yang anda lakukan.

 

Ketika anda belum menemukan suatu jawaban yang sedang anda cari, jangan menutup hati anda. Tetaplah menunggu di hadapan Tuhan, jalanilah kehidupan anda dengan terus membuka hati anda untuk suara Tuhan.

 

Saat Tuhan sedang memberikan jawaban kepada anda, sedang memperdengarkan suara-Nya kepada anda, anda akan menyadarinya, anda akan dapat mendengarkan suara-Nya melalui media apapun itu.

 

Asalkan anda tetap setia kepada saat teduh anda, tidak meninggalkan Tuhan, dan tetap menjalin hubungan yang akrab dengan Tuhan, anda akan memiliki kepekaan yang untuk mendengarkan suara Tuhan.



 

 

Tetapi, ingatlah bahwa semua ini adalah satu paket. Saat teduh di pagi hari (atau siang/malam hari), waktu merenungkan firman Tuhan adalah mutlak wajib hukumnya untuk dilakukan.

 

Dari merenungkan firman Tuhan lah kita mengenal Allah kita, kita juga mendengar Dia berbicara kepada kita melalui Alkitab. Bagaimana kita dapat menjalin hubungan yang akrab, erat dengan Tuhan tanpa kita mengenal Dia.

 

Jadi, merenungkan firman Tuhan dalam saat teduh kita adalah wajib dilakukan agar kita dapat semakin mengenal Dia dari hari ke hari.

 

 

Untuk memiliki kehidupan kerohanian yang hidup dan sehat, kita perlu untuk mengenal Allah kita melalui pembacaan dan perenungan firman Tuhan setiap harinya.

 

 

E. Berapa Lama Waktu yang Kita Perlukan?


Sebenarnya tidak ada batasan waktu khusus yang dapat kita tetapkan dalam melakukan saat teduh bersama Allah. Waktu yang kita perlukan untuk bersaat teduh adalah biasanya minimal sekitar 10-20 menit saja. Waktu 10-20 menit jelas tidaklah terlalu lama.

 

Yach… bandingkan saja dengan waktu yang anda pakai untuk membaca koran, membaca komik atau novel, atau bahkan menonton TV. Jelas lebih dari 20 menit sehari kan?!? 


Jika kita tidak memiliki kebutuhan untuk berdoa kepada Tuhan dalam waktu yang lama pagi itu, maka mungkin waktu yang diperlukan tidak lebih dari 10-20 menit.


Biasanya kita akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bersaat teduh ketika ada banyak hal yang sedang kita hadapi dalam hidup kita, yang membuat hati kita menjadi berat, dan kita ingin mengsharingkannya kepada Tuhan dalam saat teduh kita. 


Namun, anda pasti akan menikmati saat teduh anda seberapa waktu pun yang anda pakai kalau anda benar-benar bersaat teduh bersama Allah dan menjalin hubungan yang akrab dengan Tuhan.


--------------------------------------------

Bersambung ke PART 4.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]