Membuat Damai Tetap Bertumbuh
(Naskah Khotbah Kristen dari Yohanes 14:26-27)
PENDAHULUAN
Dalam peristiwa kenaikan Tuhan Yesus ke surga,
yaitu
setelah YESUS bangkit dari kematian, mengalahkan maut pada hari PASKAH; lalu 40
hari kemudian Yesus naik ke surga.
Apakah
peristiwa ini adalah peristiwa yang menyedihkan atau malah memberikan
pengharapan?
Apakah
Yesus meninggalkan para murid dan juga kita semua sendirian di bumi?
Ternyata
Yesus tidak pergi meninggalkan kita begitu saja.
Firman
Tuhan mengatakan bahwa IA mengaruniakan kepada kita dua hal,
yaitu:
Roh Kudus (Penghibur & Penolong) dan juga Damai Sejahtera.
Yohanes 14:26-27
26 tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam
nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan
mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu. 27 Damai sejahtera
Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan
tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar
hatimu.
KALIMAT PERALIHAN
Lalu,
saudara mungkin bertanya-tanya,
Jika Yesus
memberikan damai sejahtera, mengapa saya saat ini kadang tidak merasakan damai sejahtera
tersebut?
Yesaya 32:17
Di mana ada kebenaran di
situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan
ketenteraman untuk selama-lamanya.
ISI
Saya suka ayat ini berkata bahwa damai sejahtera itu
tumbuh.
Dan sama seperti dalam halnya manusia
atau tanaman, pertumbuhan itu bersyarat.
Tidak serta merta. Tidak otomatis.
Syarat bagi manusia bisa bertumbuh
dengan baik adalah makanan yang sehat.
Syarat bagi tanaman bisa bertumbuh
adalah air dan sinar matahari.
Dan syarat bagi damai sejahtera bisa
bertumbuh adalah saat kita hidup dalam kebenaran.
Saat kebenaran ada dalam hidup kita,
kita bisa menikmati damai sejahtera, ketenangan, dan ketentraman.
Dan berlaku juga sebaliknya, saat
kita tidak hidup di dalam kebenaran, maka damai sejahtera akan berhenti bertumbuh, sampai kita
kembali lagi hidup dalam
kebenaran.
Ini hal penting yang perlu kita terus
catat:
Kebenaran itu bicara soal ketundukan. Bukan sekedar informasi.
Kebenaran ada di dalam hidup kita,
bukan sekedar untuk kita mengerti atau sekedar kita ketahui. Kebenaran ada di dalam hidup kita untuk
taati.
Ilustrasi:
Bahkan anak-anak tidak selamanya berdamai dengan orangtuanya. Ada masanya konflik terjadi. Kapan itu? Saat kemauan anak
tidak dituruti oleh orangtuanya.
Tetapi orangtua yang baik mengerti
dengan jelas bahwa:
+ bagi anak2, kalau orangtua yes saja, ikuti kemauan mereka, maka akan ada damai.
+ bagi orangtua, kalau saya yes saja, ikuti apapun kemauan
mereka terus, maka sekarang damai, di
depan anak-anak kita akan
akan ketemu banyak masalah.
Demikian juga dengan Bapa kita di
surga:
Akan ada masanya, Bapa kita di surga, juga akan menolak untuk
menuruti kemauan kita, meskipun kedamaian menjadi terganggu, tetapi Tuhan ingin
kebenaran bagi hidup kita, sehingga ke depan kita tidak ketemu masalah yang lebih besar.
= Sehingga di depan, kedamaian akan terus tumbuh.
Maka bagi kita anak-anak Allah,
Marilah kita mengerti bahwa damai
sejahtera Tuhan dapat terus bertumbuh dalam kehidupan kita saat kita terus mau hidup dalam ketundukan kepada Tuhan dan kebenaran-Nya.
Salah satu tanda sederhana bagi anak-anak Tuhan bahwa dia
hidup dalam kebenaran adalah kita tidak lagi hidup dalam kebencian.
Kita tidak lagi membenci, apalagi dendam kepada seseorang.
Karena kita tidak dapat membenci seseseorang, lalu memiliki
damai dengan Tuhan, maupun dengan dirimu sendiri.
Membenci seseorang tidak mungkin membuat kita memiliki damai, tidak mungkin dapat membuat kita bahagia.
Kita perlu berhenti membenci. Dan mulai mengampuni.
Karena, jika
saudara mau terus hidup dalam damai
sejahtera yang terus bertumbuh dalam hati kita, hiduplah dalam kebenaran. Hiduplah tanpa kebencian.
PENUTUP
Kisah Para Rasul
1:11
… " Yesus ini, yang
terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan
cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga."
Yesus tidak hanya pergi, suatu saat IA akan datang kembali.
Dan saat Yesus datang kembali, IA akan menilai apakah kita hidup
menyelesaikan tugas dan tanggung jawab kita atau tidak?
Ingat ini tugas kita: Terimalah, dan bagikanlah.
= kita sudah terima pengampunan dari Tuhan begitu
banyak. Saatnya kita juga memberi,
membagi pengampunan juga dengan murah hati.
= Kita sudah menerima begitu banyak kasih karunia, sudahkah
kita hidup membagikan juga kasih karunia.
Ingat ini tugas kita: Terimalah, dan bagikanlah.
Baca juga: Dampak Gereja Sangat Ingin Membuka Kembali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar